Tuesday, October 8, 2024

Pembelajaran Berdiferensiasi dengan MACRO BELAJAR ( Pemanfaatan Chromebook Berbasis Kearifan Lokal ditunjang Augmented Reality (AR ) )

Syaipul Bahri, S.Pd, SDN 14 Bandul Kepulauan Meranti

A.       Pendahuluan

SD Negeri 14 Bandul merupakan salah satu sekolah dasar negeri yang berada di Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau yang memiliki 6 rombongan belajar dengan jumlah murid sebanyak 120 orang. Pada tahun ajaran 2024/2025 ini, SD Negeri 14 Bandul sudah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka secara menyeluruh. Dalam implementasi Kurikulum Merdeka, salah satu pendekatan pembelajaran yang bisa diterapkan yaitu pembelajaran berdiferensiasi.

Pembelajaran berdiferensiasi ini penting dilaksanakan mengingat kondisi murid yang beragam, sehingga pembelajaran ini dapat memungkinkan guru dalam menyesuaikan proses pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan murid. Pembelajaran berdiferensiasi juga dianggap mampu meningkatkan motivasi murid di dalam pembelajaran, karena pembelajaran ini disesuaikan dengan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar murid.

B.        Isi

1.     Situasi

Kurikulum merdeka merupakan kurikulum yang terdapat gagasan pemikiran dari Ki Hajar Dewantara di mana Pendidikan dapat memfasilitasi peserta didik untuk tumbuh sesuai dengan kodratnya, yaitu kodrat alam dan kodrat zaman. Salah satu prinsip pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka yaitu pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian murid saat ini, sesuai dengan kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan murid yang beragam ditambah dengan pemanfaatan tekhnologi sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan.

Dengan melihat prinsip pembelajaran tersebut, kondisi yang berbeda terjadi di kelas yang saya ampu, yaitu kelas 6 di SD Negeri 14 Bandul. Dengan jumlah murid 19 orang yang memiliki perbedaan dalam berbagai aspek dimana pembelajaran yang saya rancang dan laksanakan tidak memperhatikan kebutuhan belajar murid. Hal ini dapat ditunjukkan dengan rendahnya motivasi belajar murid yang berdampak pada hasil belajar murid yang rendah. Hanya 60 % anak yang nilainya di atas KKM

                 Data hasil asesmen kelas 6 materi teks eksplanasi sebelum pembelajaran berdiferensiasi 

Ada beberapa alasan mengapa praktik baik ini penting diterapkan yaitu : 1) dapat memberikan solusi terhadap permasalahan terkait rendahnya motivasi dan hasil belajar murid 2) dapat memotivasi saya untuk merancang pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan tepat sehingga dapat menghasilkan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan serta bagi murid, serta mengkomodir kebutuhan belajar murid dan 3) dapat menjadi referensi bagi guru lain dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi terutama dalam Implementasi Kurikulum Merdeka atau yang memiliki permasalahan yang sama.

Dalam praktik baik ini saya berperan sebagai guru yang memiliki tanggung jawab dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran yang kreatif, inovatif, bermakna, dan menyenangkan bagi murid serta dapat mengakomodir kebutuhanbelajar murid menggunakan model, metode, dan media pembelajaran yang tepat dan inovatif sehingga dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar murid serta mengenalkan budaya lokal.


2.      Tantangan

Dari penjelasan diatas, tentunya akan menjadi tantangan bagi guru untuk memfasilitasi peserta didik yang beragam gaya belajarnya, minat bakatnya, kesiapan belajar nya serta profil siswa itu sendiri.

Setelah dilakukan identifikasi masalah melalui refleksi diri, wawancara dengan Kepala Sekolah, rekan sejawat, dan penyebaran angket, maka beberapa tantangan yang terjadi, yaitu : 1) rendahnya motivasi dan hasil belajar murid; 2) pembelajaran yang bersifat monoton dan berpusat pada guru serta tidak memperhatikan kebutuhan belajar murid; 3) penggunaan sumber belajar yang hanya mengandalkan buku; 4) kurangnya guru dalam memanfaatkan media pembelajaran terutama media pembelajaran yang berbasis TIK; 5) pemberian tugas yang seragam terhadap seluruh murid; dan 6) kurangnya pengetahuan siswa terhadap kearifan local.

Dari beberapa permasalahan di atas, maka saya menyimpulkan bahwa tantangan yang dihadapi, yaitu : 1) memilih model dan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan belajar murid agar murid dapat terlibat aktif dalam pembelajaran; 2) menggunakan media pembelajaran yang inovatif, tepat, dan menarik serta berbasis teknologi sehingga semakin memotivasi murid di dalam belajar; 3) menyiapkan berbagai sumber belajar yang relevan dalam merespon kebutuhan belajar murid; 4) menggunakan media pembelajaran berbasis teknologi; 5) meningkatkan hasil belajar murid melalui penugasan yang beragam; dan 6) menumbuhkan cinta budaya lokal dalam diri murid dengan mengenalkan kekayaan alam sekitar yang merupakan kearifan lokal yang diintegrasikan di dalam pembelajaran.

Pihak-pihak yang terlibat dalam praktik baik ini adalah saya sebagai guru, murid, rekan sejawat, dan kepala sekolah selaku pemberi izin dalam melaksanakan praktik baik ini.

3.       Aksi

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan yang sudah disebutkan di atas yaitu : 1) Berdiskusi dengan guru kelas 5 yang berada satu fase untuk bertukar pikiran untuk menggali Informasi; 2) merancang pembelajaran yang kreatif, inovatif, bermakna, dan menyenangkan bagi murid serta dapat mengakomodir kebutuhan belajar murid: dan 3) melaksanakan pembelajaran yang sudah dirancang.

Setelah menetapkan langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan, tahap selanjutnya adalah menentukan strategi yang dilakukan dalam praktik baik ini yaitu :

1.   Tahap Persiapan

a.   Memetakan kebutuhan belajar murid melalui asesmen diagnostik awal. Asesmen diagnostik dilaksanakan dalam 2 tahap. Tahap 1 melakukan asesmen diagnostik kognitif untuk memetakan kesiapan belajar murid terhadap materi yang akan dipelajari. Saya memanfaatkan aplikasi Google Form. Tahap 2 melakukan  asesmen diagnostik non kognitif untuk memetakan minat, hobi, dan gaya belajar murid. Pelaksanaan asesmen ini saya integrasikan dengan budaya lokal setempat, yaitu Mangrove”. Hal ini tentunya akan menumbuhkan cinta budaya lokal setempat.

b.   Mengidentifikasi hasil asesmen diagnostik yang akan dijadikan sebagai dasar dalam merancang pembelajaran berdiferensiasi, menyiapkan modul ajar, media pembelajaran, sumber belajar yang beragam, asesmen, dan pembagian kelompok murid sesuai dengan gaya belajarnya.

2.   Tahap Pelaksanaan

a.   Pada awal pembelajaran saya memaparkan materi yang akan di pelajari dan menyampaikan tujuan tujuan pembelajaran dalam kelompok besar.

b.   Membagi murid ke dalam kelompok kecil berdasarkan minat dan gaya belajarnya, 1 kelompok puisi, 1 kelompok video dan 1 kelompok teks cerita. Selain itu, murid dengan gaya belajar yang menyendiri saya pisahkan belajar tanpa masuk di dalam kelompok.

c.   Untuk memastikan kebutuhan mereka terpenuhi selama bekerja, saya berkeliling untuk mengobservasi, membimbing dan memberi pemahaman dengan cara mendatangi kelompok kerja mereka. Mengajukan pertanyaan dan memberi pertanyaan lanjutan kepada murid murid

d.   Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa saya lakukan penilaian  kualitatif yaitu berupa catatan-catatan umpan balik mengenai sikap, pengetahuan dan keterampilan apa yang masih kurang dan perlu diperbaiki/ditingkatkan oleh siswa dalam bentuk formatif.

e.   Untuk memenuhi kebutuhan belajar mereka tidak lupa memberikan perhatian lebih kepada siswa yang membutuhkan waktu pendampingan lebih lama dalam memahami materi. Sedangkan yang cepat memahami saya beri kesempatan untuk belajar mandiri.

f.    Kegiatan ditutup dengan melaksanakan refleksi. Saya melaksanakan refleksi menggunakan Google Form yang di akses menggunakan Chromebook dan smartphone. Jenis refleksi yang saya gunakan adalah dengan  model 4f yang di kembangkan oleh Dr. Roger Greenaway. Yang pertama fact atau peristiwa , yang kedua feelings atau perasaan, yang ketiga fendings atau pembelajaran dan yang ke empat adalah future atau penerapan.

Pada pelaksanaan asesmen sumatif Saya memberikan tugas dirumah untuk membuat teks eksplanasi ilmiah sederhana yang mengaitkan manfaat hutan bakau dan bahaya penebangan bakau terhadap iklim yang di bantu oleh orang tua sebagai kolaborasi keterlibatan orang tua terhadap tugas anak.

3.   Strategi Diferensiasi

a.   Diferensiasi proses yaitu pembagian murid ke dalam kelompok. Pada kegiatan awal pembelajaran murid berada dalam kelompok besar. Pada kegiatan diskusi murid dibagi ke dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang setiap kelompok dan ada satu anak yang belajar secara personal tanpa kelompok. Pembagian kelompok didasarkan pada kesiapan belajar dan juga gaya belajar murid.

b.   Diferensiasi konten yaitu tersedianya beragam sumber belajar yang dapat diakses murid sesuai dengan minat dan gaya belajarnya. Saya  menggunakan berbagai  konten diantaranya : Buku teks,  papan tulis, slide powerpoint dan media AR ( Augmented Reality ). Sedangkan alat penunjang yang saya gunakan adalah Chromebook dan Smartphone yang di dukung dengan beberapa platform seperti, Google Dokumen, Google Slide, dan Canva For education dengan fitur AI ( Artificial Inteligence).

c.   Diferensiasi produk yaitu murid akan diberikan kebebasan memilih produk yang akan dihasilkan sebagai tagihan dari hasil belajarnya. Sehingga Ketika mereka mengerjakan tugas dan mengumpulkannya berdasarkan minatnya masing masing, maka tugas akan terkumpul dalam bentuk berbagai bentuk, seperti Teks Ekspanasi di sertai poster, puisi dan Video edukasi.

d.   Lingkungan belajar, Saya menyadari tidak semua anak senang dan nyaman dalam belajar secara berkelompok, maka dari itu saya beri kebebebasan anak yang mau belajar secara personal dengan bimbingan saya untuk memenuhi kebutuhan belajarnya. Kemudian sesekali saya bawa mereka untuk belajar di luar kelas. Semua itu demi kenyamanan dan memotivasi belajar mereka dengan semaksimal mukin menciptakan lingkungan belajar yang nyaman.

4.   Pihak yang terlibat

Pihak yang terlibat yaitu murid, rekan sejawat, kepala sekolah, dan orang  tua murid

5.   Sumber daya yang diperlukan

Sumber daya yang diperlukan selama praktik baik ini meliputi 1) sarana  dan prasarana sekolah seperti jaringan wifi, proyektor, dan laptop; 2) tablet dan Chromebook yang dimiliki sekolah dari bantuan BOS Afirmasi; 3) lingkungan sekolah; 4) kesediaan orang tua dalam membantu kegiatan proyek murid; 5) Kepala sekolah dan rekan sejawat yang mendukung selama praktik ini dilakukan; 6) kemampuan guru menggunakan tekhnologi dalam memanfaatkan berbagai aplikasi untuk pembuatan media pembelajaran dan 7) Lingkungan tempat tinggal yang merupakan kawasan hutan Mangrove

4.       Refleksi

Setelah dilaksanakan pembelajaran berdiferensiasi dengan megintegrasikan literasi digital  dan kearifan  lokal, berdasarkan observasi  dan  penilaian yang dilakukan hasil belajar murid meningkat yang artinya praktik ini menunjukkan hasil yang efektif, dimana seluruh murid mencapai nilai melebihi KKM. Selain itu, pengetahuan murid terhadap budaya lokal semakin meningkat dengan adanya integrasi kearifan lokal dalam pembelajaran.

 

 

Faktor keberhasilan terletak pada penggunaan media atau sumber belajar yang sesuai dengan gaya belajar murid, serta pemanfaatan teknologi di dalam pembelajaran seperti penggunaan aplikasi Canva For education untuk membuat produk dalam bentuk poster. Faktor lainnya karena asesmen dirancang dalam bentuk proyek dan disesuaikan dengan minat murid, sehingga murid terlihat aktif dan antusias selama pelaksanaan asesmen, dan juga peran orang tua sebagai pendamping yang banyak memberikan pengetahuan saat siswa mengerjakan tugas dirumah.

Berikut beberapa respon terkait praktik baik yang sudah dilaksanakan :

a.   Kepala Sekolah : Praktik baik berupa  pembelajaran berdiferensiasi yang sudah dilaksanakan oleh Pak Ipul sangat menyenangkan bagi murid dan menginspirasi bagi Guru-guru yang lain, terutama dalam memfasilitasi segala kebutuhan siswa yang beragam. Ditambah dengan di kolaborasikan pemanfaatan berbagai teknologi teknologi dan kearifan  lokal”.

b.   Guru : Pak Syaipul itu dalam melaksanakan pembelajaran sehari hari selalu menggunakan tekhnologi sehingga anak – anak senang belajar  dengan pak Syaipul itu, tentunya itu sangat menginspirasi kami dan uru – guru lainnya”.

c.   Orang tua : Anak saya jadi lebih suka mengerjakan tugas dirumah, karena diperbolehkan mengumpulkan tugas dengan model yang mereka minati”.

d.   Murid : “Belajar dengan pak Ipul itu sangat menyenangkan, karena pak Ipul mengajar sesuai dengan kemampuan, keterampilan dan minat bakat kami, di tambah dengan penggunaan tekhnologi.

e.   Pengawas Sekolah : “ Pembelajaran berdiferensiasi yang dilakukan pak Syaipul Bahri sangat memberikan dampak positif bagi siswa, kami selalu berkolaborasi dalam berbagi praktik baik ke sekolah yang saya bina.

C.       Penutup

Demikianlah cerita praktik baik pembelajaran berdiferensiai yang saya terapkan didalam kelas. Melalui pembelajaran berdiferensiasi nantinya akan menciptakan budaya satuan Pendidikan yang menginspirasi. Teruslah menjadi pendidik yang berpihak pada murid karena kita adalah cahaya penuntun bagi generasi mendatang.

Tuesday, June 25, 2024

Membangun Ruang Belajar yang Inklusif Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi

 

Oleh: Syaipul Bahri, S.Pd.Gr (Mahasiswa Magister Pedagogi Pasca Sarjana Universitas Lancang Kuning)

Belajar lebih dari sekedar duduk di ruang kelas. Setiap individu mempunyai cara belajar, memahami, dan bertindak yang unik dalam rangka menangkap atau memahami materi pendidikan. Akibatnya timbul fenomena yang disebut dengan pembelajaran berdiferensiasi. Kali ini, kita akan membahas tentang bagaimana pembelajaran yang membedakan dapat meningkatkan pengalaman belajar setiap orang.

Apa sebenarnya Pembelajaran Diferensiasi itu?

Diferensiasi pembelajaran dapat disebut dengan istilah “jagoan” dalam dunia pendidikan. Seperti yang telah kita ketahui, setiap orang mempunyai karakteristik, kondisi, dan kebutuhan yang unik dalam belajar. Ada yang cepat menyerap materi, ada yang membutuhkan waktu lebih, ada yang senang belajar sambil bermain, dan masih banyak lagi. Nah, pembelajaran yang berdiferensiasi bisa mengakomodasi semua perbedaan dan variasi tersebut. Guru tidak akan menggunakan berbagai strategi pembelajaran agar semua siswa dapat mencapai pengalaman belajar yang baik.

Pada pembelajaran berdiferensiasi, guru akan mengidentifikasi 3K (Karakteristik, kondisi, dan kebutuhan) setiap peserta didik. Guru selanjutnya akan menggunakan berbagai strategi pembelajaran untuk menyelesaikan tugas 3K. Hasilnya, ruang belajar menjadi intuitif, mendorong semua siswa untuk melakukannya.

Mengapa pembelajaran Berdiferensiasi itu penting?

Penting untuk dipahami bahwa tidak ada dua siswa yang jelas-jelas identik atau merupakan orang yang sama. Setiap siswa membawa serangkaian pengalaman, keyakinan, dan pengetahuan unik ke kelas. Ketika lingkungan belajar yang seragam diterapkan untuk semua siswa, beberapa siswa mungkin mengalami kesulitan dalam memahami materi, sementara yang lain mungkin mengalami kesulitan.

Pembelajaran yang terdiferensiasi mengurangi ketidakpastian pemahaman siswa. Hal ini dapat memberikan kesempatan bagi siswa yang memiliki keinginan kuat untuk belajar menerima bantuan keuangan tanpa takut gagal. Siswa yang lebih cepat paham ini tetap tertimulasi dan tidak merasa bosan karena diberi tantangan yang sesuai dengan kemampuannya.

Bagaimana Cara Menerapkan Pembelajaran Diferensiasi?

Menurut Carol Ann Tomlinson dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed-Ability Classrooms, guru bisa memberikan sentuhan keberagaman ke dalam 3 aspek berikut ini:

1. Diferensiasi Konten
    
Konten pembelajaran terdiri dari pengetahuan, konsep, dan keterampilan yang harus dipelajari siswa sesuai dengan kurikulumnya. Diferensiasi isi mencakup penggunaan berbagai format penulisan, penggunaan teknik chunking dipotong-potong atau dipecah ke bagian-bagian dengan lebih kecil dan sederhana sehingga lebih mudah dicerna siswa penggunaan grafik, dan pemberian pilihan kepada siswa . Jika kita memberikan berbagai metode untuk mengeksplorasi hasil belajar, siswa akan menemukan cara-cara baru untuk terhubung.
Poster Perintah untuk proyek siswa dengan memberikan kemerdekaan dalam memilih Platform media pembelajaran digital.

2. Diferensiasi Proses

Proses adalah bagaimana siswa memahami isi pelajaran. Mereka membutuhkan waktu untuk merenungkan dan mencerna kegiatan pembelajaran sebelum melanjutkan ke segmen pelajaran berikutnya. Diferensiasi proses melibatkan pemberian waktu kepada siswa untuk melakukan refleksi, menggunakan strategi seperti Think-Pair Share, membuat jurnal, dan berbicara dengan pasangan. Diferensiasi proses yang  terus-menerus digunakan akan memberikan dampak positif jangka panjang pada pembelajaran.

Siswa secara berkelompok mengerjakan proyek tugas dengan menggunakan platform media pembelajaran digital yaitu Canva for education.

3. Diferensiasi Produk

Diferensiasi produk adalah memberikan pilihan kepada siswa dan mengizinkan mereka untuk mengajukan desain mereka sendiri. Misalnya, siswa bisa mengusulkan desain mereka sendiri sebagai produk hasil belajar mereka terhadap suatu materi. Kunci dari diferensiasi produk adalah punya kriteria akademis yang jelas dan mudah dipahami oleh para siswa. Kalau produknya sesuai dengan apa yang dipelajari, siswa akan jadi lebih bersemangat, termotivasi, dan juga merasa pendapatnya dipertimbangkan. Selain itu, hal ini sekaligus bisa menjadi salah satu cara untuk memastikan bahwa siswa sungguh-sungguh memahami apa yang telah dipelajari sebelumnya.






Produk - produk pembelajaran yang di hasilkan oleh siswa sesuai dengan minat bakat mereka dalam memahami materi pembelajaran, ada yang membuat pantun, puisi, poster dan bermain peran.

Mengapa Pembelajaran Berdiferensiasi itu Penting?

Pembelajaran berdiferensiasi diciptakan tentunya untuk mencapai tujuan tertentu dalam proses belajar. Yuk, kita simak bersama, mengapa pembelajaran berdiferensiasi itu penting untuk diimplementasikan.

1. Membuat Semua Siswa Merasa Diakui

Pembelajaran berdiferensiasi menghargai keunikannya setiap siswa. Ini membantu siswa merasa diakui dan diterima dalam lingkungan belajar. Mereka tahu bahwa gaya belajar dan kemampuan mereka dihormati.

2. Memaksimalkan Pemahaman

Setiap siswa memiliki cara unik dalam menangkap informasi. Dengan mendekati siswa sesuai dengan gaya belajar mereka, pelajaran menjadi lebih mudah dipahami. Ini berarti siswa lebih mampu memahami dan mengingat materi pembelajaran.

3. Persiapan untuk Menghadapi Dunia Nyata

Dunia di luar sana penuh dengan keragaman. Dengan berurusan dengan perbedaan dalam lingkungan pembelajaran, siswa siap menghadapi dunia nyata yang beragam setelah mereka lulus. Mereka belajar untuk berinteraksi dengan berbagai orang dan ide.

4. Meningkatkan Kepercayaan Diri

Ketika siswa merasa bahwa kebutuhan belajar mereka diperhatikan, mereka akan merasa lebih percaya diri. Mereka tahu bahwa mereka punya kapasitas untuk berkembang dan mencapai hal-hal yang lebih baik.

5. Mendorong Partisipasi Aktif

Siswa yang merasa tertantang dan diberdayakan cenderung lebih aktif dalam pembelajaran. Mereka lebih cenderung berpartisipasi dalam diskusi, tugas kelompok, dan kegiatan kelas lainnya.

6. Mempersiapkan Siswa untuk Berperan dalam Masyarakat yang Beragam

Dalam masyarakat global saat ini, kemampuan berinteraksi dengan berbagai individu dan budaya sangat penting. Pembelajaran berdiferensiasi membantu siswa merasa nyaman dan siap untuk berkontribusi dalam masyarakat yang beragam.

7. Meningkatkan Kualitas Pembelajaran

Guru yang peduli terhadap pembelajaran berdiferensiasi terus mencari cara baru untuk menarik minat dan pemahaman siswa. Ini mengarah pada peningkatan kualitas pengajaran secara keseluruhan.


Kesimpulan

Nah, sekarang sudah paham bukan, mengapa pembelajaran berdiferensiasi bisa membuat belajar jadi seru dan menyenangkan buat semua orang? Semua siswa punya peluang sama buat belajar dengan gaya mereka sendiri. Meskipun ada tantangan, manfaatnya nggak bisa dianggap remeh. Kita jadi bisa belajar bukan hanya tentang pelajaran, tapi juga tentang hidup yang beragam. Yuk, dukung pembelajaran berdiferensiasi supaya belajar makin asyik dan semua bisa ikutan!

 

Referensi

McCarthy, J. (2014, July 23). 3 Ways to Plan for Diverse Learners: What Teachers Do. Edutopia; George Lucas Educational Foundation. https://www.edutopia.org/blog/differentiated-instruction-ways-to-plan-john-mccarthy


Pembelajaran Berdiferensiasi dengan MACRO BELAJAR ( Pemanfaatan Chromebook Berbasis Kearifan Lokal ditunjang Augmented Reality (AR ) )

Syaipul Bahri ,   S.Pd,  SDN 14 Bandul Kepulauan Meranti A.        Pendahuluan SD Negeri 14 Bandul merupakan salah satu sekolah dasar n...