Syaipul Bahri, S.Pd, SDN 14 Bandul Kepulauan Meranti
A.
Pendahuluan
SD Negeri 14 Bandul merupakan salah satu sekolah dasar negeri yang berada di Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau yang memiliki 6 rombongan belajar dengan jumlah
murid sebanyak 120 orang. Pada tahun
ajaran 2024/2025 ini, SD Negeri 14
Bandul sudah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka secara menyeluruh. Dalam implementasi Kurikulum Merdeka, salah satu pendekatan pembelajaran yang bisa diterapkan yaitu pembelajaran
berdiferensiasi.
Pembelajaran berdiferensiasi
ini penting dilaksanakan mengingat
kondisi murid yang beragam, sehingga
pembelajaran ini dapat memungkinkan guru dalam
menyesuaikan proses pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan murid. Pembelajaran berdiferensiasi juga dianggap mampu meningkatkan motivasi
murid di dalam pembelajaran, karena pembelajaran
ini disesuaikan dengan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar
murid.
B.
Isi
1. Situasi
Kurikulum merdeka merupakan kurikulum yang terdapat gagasan
pemikiran dari Ki Hajar Dewantara di mana Pendidikan dapat memfasilitasi
peserta didik untuk tumbuh sesuai dengan kodratnya, yaitu kodrat alam dan
kodrat zaman. Salah satu prinsip
pembelajaran dalam Kurikulum
Merdeka yaitu pembelajaran dirancang dengan
mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian murid saat ini, sesuai dengan kebutuhan belajar,
serta mencerminkan
karakteristik dan perkembangan murid yang beragam ditambah dengan pemanfaatan tekhnologi sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan.
Dengan melihat
prinsip pembelajaran tersebut,
kondisi yang berbeda
terjadi di kelas yang saya
ampu, yaitu kelas 6 di SD Negeri 14 Bandul. Dengan
jumlah murid 19 orang yang memiliki perbedaan dalam berbagai aspek dimana pembelajaran yang saya rancang dan
laksanakan tidak memperhatikan kebutuhan
belajar murid. Hal ini dapat ditunjukkan dengan rendahnya motivasi belajar
murid yang berdampak pada hasil belajar murid yang rendah. Hanya 60 % anak yang nilainya di
atas KKM
Data hasil asesmen kelas 6 materi teks eksplanasi sebelum pembelajaran berdiferensiasi
Ada beberapa alasan mengapa praktik baik ini penting diterapkan
yaitu : 1) dapat memberikan solusi
terhadap permasalahan terkait rendahnya motivasi dan hasil belajar murid 2) dapat memotivasi saya untuk merancang
pembelajaran yang kreatif,
inovatif, dan tepat
sehingga dapat menghasilkan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan serta bagi
murid, serta mengkomodir kebutuhan belajar
murid dan 3) dapat menjadi referensi bagi guru lain dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi terutama
dalam Implementasi Kurikulum Merdeka atau yang memiliki
permasalahan yang sama.
Dalam praktik baik ini saya berperan sebagai
guru yang memiliki tanggung jawab dalam merancang dan melaksanakan
pembelajaran yang kreatif, inovatif, bermakna,
dan menyenangkan bagi murid serta dapat mengakomodir kebutuhanbelajar murid menggunakan
model, metode, dan media pembelajaran yang tepat dan inovatif sehingga
dapat meningkatkan motivasi
dan hasil belajar
murid serta mengenalkan budaya lokal.
2.
Tantangan
Dari penjelasan diatas,
tentunya akan menjadi tantangan bagi guru untuk memfasilitasi
peserta didik yang beragam gaya belajarnya, minat bakatnya, kesiapan belajar
nya serta profil siswa itu sendiri.
Setelah dilakukan identifikasi masalah melalui refleksi
diri, wawancara dengan Kepala
Sekolah, rekan sejawat, dan penyebaran angket, maka beberapa tantangan yang terjadi, yaitu : 1)
rendahnya motivasi dan hasil belajar murid; 2)
pembelajaran yang bersifat
monoton dan berpusat
pada guru serta tidak memperhatikan kebutuhan belajar murid; 3)
penggunaan sumber belajar yang hanya mengandalkan buku; 4) kurangnya
guru dalam memanfaatkan media pembelajaran
terutama media pembelajaran yang berbasis TIK; 5) pemberian tugas yang seragam terhadap seluruh murid; dan 6) kurangnya pengetahuan siswa
terhadap kearifan local.
Dari beberapa permasalahan di atas, maka saya menyimpulkan bahwa tantangan yang
dihadapi, yaitu : 1) memilih model dan metode
pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan belajar murid agar murid
dapat terlibat aktif dalam pembelajaran; 2) menggunakan media pembelajaran
yang inovatif, tepat, dan menarik serta berbasis teknologi sehingga semakin memotivasi murid di dalam
belajar; 3) menyiapkan berbagai sumber belajar
yang relevan dalam merespon kebutuhan belajar murid; 4) menggunakan media pembelajaran
berbasis teknologi; 5) meningkatkan hasil belajar murid melalui penugasan yang beragam; dan 6) menumbuhkan cinta budaya lokal dalam diri murid dengan mengenalkan kekayaan alam sekitar yang merupakan kearifan lokal yang diintegrasikan di dalam pembelajaran.
Pihak-pihak yang terlibat dalam praktik baik ini adalah
saya sebagai guru, murid, rekan sejawat, dan kepala sekolah
selaku pemberi izin dalam melaksanakan praktik baik ini.
3.
Aksi
Langkah-langkah yang dilakukan
untuk menghadapi tantangan
yang sudah disebutkan di atas yaitu : 1) Berdiskusi dengan
guru kelas 5 yang berada satu fase untuk bertukar pikiran untuk menggali Informasi; 2) merancang pembelajaran yang kreatif, inovatif, bermakna, dan menyenangkan bagi murid serta dapat mengakomodir
kebutuhan belajar murid: dan 3) melaksanakan
pembelajaran yang sudah dirancang.
Setelah menetapkan langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan, tahap selanjutnya adalah
menentukan strategi yang dilakukan dalam praktik baik ini
yaitu :
1. Tahap Persiapan
a.
Memetakan kebutuhan belajar murid
melalui asesmen diagnostik awal. Asesmen
diagnostik dilaksanakan dalam 2 tahap. Tahap 1 melakukan asesmen diagnostik kognitif untuk memetakan kesiapan belajar
murid terhadap materi yang akan
dipelajari. Saya memanfaatkan aplikasi Google Form. Tahap
2 melakukan asesmen diagnostik non kognitif
untuk memetakan minat,
hobi, dan gaya belajar
murid. Pelaksanaan asesmen ini saya integrasikan dengan budaya lokal
setempat, yaitu “Mangrove”. Hal
ini tentunya akan menumbuhkan cinta budaya lokal setempat.
b.
Mengidentifikasi hasil asesmen
diagnostik yang akan dijadikan sebagai dasar dalam merancang pembelajaran berdiferensiasi, menyiapkan modul
ajar, media pembelajaran, sumber belajar yang beragam, asesmen, dan pembagian
kelompok murid sesuai dengan gaya belajarnya.
2. Tahap Pelaksanaan
a.
Pada awal pembelajaran saya memaparkan materi yang akan di pelajari dan menyampaikan tujuan tujuan
pembelajaran dalam kelompok besar.
b.
Membagi murid ke dalam kelompok
kecil berdasarkan minat dan gaya
belajarnya, 1 kelompok puisi, 1 kelompok video
dan 1 kelompok teks
cerita. Selain itu, murid dengan
gaya belajar yang menyendiri saya
pisahkan belajar tanpa masuk di dalam kelompok.
c.
Untuk memastikan kebutuhan
mereka terpenuhi selama bekerja, saya berkeliling untuk mengobservasi,
membimbing dan memberi pemahaman dengan cara mendatangi kelompok kerja mereka.
Mengajukan pertanyaan dan memberi pertanyaan lanjutan kepada murid murid
d.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan
oleh siswa saya lakukan penilaian
kualitatif yaitu berupa catatan-catatan umpan balik mengenai sikap,
pengetahuan dan keterampilan apa yang masih kurang dan perlu
diperbaiki/ditingkatkan oleh siswa dalam bentuk formatif.
e.
Untuk memenuhi kebutuhan belajar
mereka tidak lupa memberikan perhatian lebih kepada siswa yang membutuhkan
waktu pendampingan lebih lama dalam memahami materi. Sedangkan yang cepat
memahami saya beri kesempatan untuk belajar mandiri.
f.
Kegiatan ditutup dengan melaksanakan refleksi. Saya melaksanakan
refleksi menggunakan Google Form yang di akses menggunakan Chromebook dan
smartphone. Jenis refleksi yang saya gunakan adalah dengan model 4f yang di kembangkan oleh Dr. Roger
Greenaway. Yang pertama fact atau peristiwa , yang kedua feelings atau perasaan,
yang ketiga fendings atau pembelajaran dan yang ke empat adalah future atau
penerapan.
Pada pelaksanaan asesmen
sumatif Saya memberikan tugas dirumah untuk
membuat teks eksplanasi ilmiah sederhana yang mengaitkan manfaat hutan bakau
dan bahaya penebangan bakau terhadap iklim yang di bantu oleh orang tua sebagai
kolaborasi keterlibatan orang tua terhadap tugas anak.
3. Strategi Diferensiasi
a.
Diferensiasi proses yaitu pembagian
murid ke dalam kelompok. Pada kegiatan
awal pembelajaran
murid berada dalam kelompok besar.
Pada kegiatan diskusi murid dibagi ke dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang setiap kelompok dan ada satu anak yang belajar secara personal tanpa kelompok.
Pembagian kelompok didasarkan pada kesiapan belajar dan juga gaya belajar murid.
b.
Diferensiasi konten yaitu tersedianya beragam sumber belajar
yang dapat diakses
murid sesuai dengan minat dan gaya belajarnya. Saya menggunakan berbagai konten diantaranya : Buku teks, papan tulis, slide powerpoint dan media AR (
Augmented Reality ). Sedangkan alat penunjang yang saya gunakan adalah
Chromebook dan Smartphone yang di dukung dengan beberapa platform seperti,
Google Dokumen, Google Slide, dan Canva For education dengan fitur AI ( Artificial
Inteligence).
c.
Diferensiasi produk yaitu murid akan diberikan
kebebasan memilih produk yang akan dihasilkan sebagai
tagihan dari hasil belajarnya. Sehingga Ketika mereka mengerjakan tugas dan
mengumpulkannya berdasarkan minatnya masing masing, maka tugas akan terkumpul
dalam bentuk berbagai bentuk, seperti Teks Ekspanasi di sertai poster, puisi
dan Video edukasi.
d.
Lingkungan
belajar, Saya menyadari tidak semua anak senang dan nyaman dalam
belajar secara berkelompok, maka dari itu saya beri kebebebasan anak yang mau
belajar secara personal dengan bimbingan saya untuk memenuhi kebutuhan
belajarnya. Kemudian sesekali
saya bawa mereka untuk belajar di luar kelas. Semua itu demi
kenyamanan dan memotivasi belajar mereka dengan semaksimal mukin menciptakan
lingkungan belajar yang nyaman.
4.
Pihak yang terlibat
Pihak yang terlibat yaitu
murid, rekan sejawat,
kepala sekolah, dan orang tua murid
5. Sumber daya yang diperlukan
Sumber
daya yang diperlukan selama praktik baik ini meliputi 1) sarana dan prasarana sekolah seperti jaringan wifi, proyektor, dan laptop; 2) tablet dan Chromebook yang dimiliki
sekolah dari bantuan BOS Afirmasi; 3) lingkungan sekolah; 4) kesediaan orang tua dalam membantu kegiatan proyek
murid; 5) Kepala sekolah dan rekan sejawat
yang mendukung selama praktik ini dilakukan; 6) kemampuan guru menggunakan tekhnologi dalam memanfaatkan berbagai aplikasi untuk pembuatan media pembelajaran dan 7) Lingkungan tempat tinggal
yang merupakan kawasan hutan Mangrove
4.
Refleksi
Setelah dilaksanakan pembelajaran berdiferensiasi dengan megintegrasikan literasi digital dan kearifan lokal, berdasarkan observasi dan penilaian yang dilakukan hasil belajar murid meningkat yang artinya praktik ini menunjukkan hasil yang efektif, dimana seluruh murid mencapai nilai melebihi KKM. Selain itu, pengetahuan murid terhadap budaya lokal semakin meningkat dengan adanya integrasi kearifan lokal dalam pembelajaran.
Faktor keberhasilan terletak pada penggunaan media atau
sumber belajar yang sesuai dengan
gaya belajar murid, serta pemanfaatan teknologi di dalam pembelajaran seperti penggunaan aplikasi Canva For education
untuk membuat produk dalam bentuk poster. Faktor lainnya karena
asesmen dirancang dalam bentuk proyek dan disesuaikan dengan minat murid, sehingga
murid terlihat aktif dan antusias
selama pelaksanaan asesmen, dan juga peran orang tua sebagai pendamping yang banyak memberikan pengetahuan saat siswa mengerjakan tugas dirumah.
Berikut beberapa
respon terkait praktik
baik yang sudah
dilaksanakan :
a.
Kepala Sekolah
: “Praktik baik berupa pembelajaran berdiferensiasi yang sudah dilaksanakan oleh Pak Ipul sangat menyenangkan
bagi murid dan menginspirasi
bagi Guru-guru yang lain, terutama dalam memfasilitasi segala kebutuhan siswa yang
beragam. Ditambah
dengan di kolaborasikan
pemanfaatan berbagai teknologi teknologi dan kearifan lokal”.
b.
Guru : “Pak Syaipul itu dalam
melaksanakan pembelajaran sehari hari selalu menggunakan tekhnologi sehingga
anak – anak senang belajar dengan pak
Syaipul itu, tentunya itu sangat menginspirasi kami dan uru – guru lainnya”.
c.
Orang tua : “Anak
saya jadi lebih suka mengerjakan tugas dirumah, karena diperbolehkan
mengumpulkan tugas dengan model yang mereka minati”.
d.
Murid
: “Belajar
dengan pak Ipul itu sangat menyenangkan, karena pak Ipul mengajar sesuai dengan
kemampuan, keterampilan dan minat bakat kami, di tambah dengan penggunaan
tekhnologi.
e.
Pengawas Sekolah : “ Pembelajaran berdiferensiasi yang dilakukan
pak Syaipul Bahri sangat memberikan dampak positif bagi siswa, kami selalu
berkolaborasi dalam berbagi praktik baik ke sekolah yang saya bina.
C. Penutup
Demikianlah cerita praktik baik pembelajaran berdiferensiai
yang saya terapkan didalam kelas. Melalui pembelajaran berdiferensiasi nantinya akan menciptakan
budaya satuan Pendidikan yang menginspirasi. Teruslah menjadi pendidik yang
berpihak pada murid karena kita adalah cahaya penuntun bagi generasi mendatang.
No comments:
Post a Comment