Monday, July 22, 2019

SUKA DUKA MENGABDI DITEMPAT YANG TERGOLONG TERPENCIL





SUKA DUKA MENGABDI DITEMPAT YANG TERGOLONG TERPENCIL

Hari itu tanggal 07-01-2019, adalah hari bersejarah buat saya mengapa karna pada hari itu Alhamdulillah saya dinyatakan lulus sebagai seorang Adbi Negara alias lolos menjadi CPNS calon pegawai negeri sipil di salah satu wilayah indonesia sebut saja kabupaten Kepulauan Meranti dengan rasa gembira bercampur haru, tenyata yang selama ini saya impikan akhirnya tercapai juga, singkat cerita disini saya akan becerita dan berbagi pengalaman.
Tampilan pengumuman lulus CPNS


Belum Pernah Merantau

Disaat kesempatan itu datang ada sedikit hal yang memang sempat sudah terpikirkan sebelumnya. Jauh dari keluarga seandainya lulus dalam tes kali ini.

Tapi memang karna inilah konsekuensi sebagai abdi negara dengan janji siap di tempatkan dimana saja pada wilayah indonesia.

Memang dari kecil tingkat sekolah dasar sampai di universitas belum pernah jauh dari keluarga dikarenakan memang untuk melanjutkan kuliah diluar tidak terdukung dari segi keuangan. Tapi inilah saatnya saya dituntut menjalankan pengabdian di perantauan yang memang belum pernah saya ketahui bagaimana kondisinya
Mengunjungi pertama kali

Pagi itu bersama rekan yang memang baru kenal, kebetulan memang saudara pak Nazir tempat saya menumpang selama proses tes mulai sampai selesai. Gea namanya, upsss jangan salah dulu cowok ni..  bukan cewek ya...

Perjalanan kami dimulai dari Alai Kecamatan Tebing Tinggi Barat menggunakan motor Mega Pro kami mulai sekitar jam 10 . Memang sebelumnya saya diberitahu bahwa perjalanan lumayan panjang dengan beberapa kali penyebrangan laut. Sampai dipenyebrangan pertama dari Alai ke Desa Semukut Kecamatan Pulau Merbau sekitar 5 menit penyebrangan dengan sarana kendaraan namanya kempang, sejenis roro tapi dari kayu. Beberapa motor diparkir dengan penumpangnya melaju menuju dermaga desa Semukut, hanya dikenai biaya penyebrangan sebesar 10 ribu rupiah...

Sampailah kami di desa semukut, rupanya kami harus keliling menuju pelantar ketapang, wow lumayan jauh tapi aku masih semangat karna memang baru kali itu pulau itu saya kunjungi hingga sampai di penyebrangan menuju pelantai kecamatan Merbau.

Nyebrang lagi ... Kali ini jauh dengan ongkos 35 ribu rupiah kami melaju bagai di atas puncak titanik. Tapi kali ini cuma satu corong dengan nahkoda di belakang megang kemudi. Sampailah kami di pelantai baran mulai penat perjalanan panjang melewati teluk belitung, terbesit pertanyaan masih jauh lagi kah...

Lumayan bang" katanya.

Desa demi desa sampailah pada tujuan kami.

Selamat datang di desa Bandul Kecamatan Tasik Putri Puyu.
Penyebrangan Ketapang - Pelantai

Pertama kali mengunjungi tempat pengabdian


Hadiah Besar Menanti di kampung

Saya ingat pesan dari Almarhum nenek Hj. Hamidah Binti H.M.Yusuf (Al Faatihah ).

Beliau pernah menitip pesan, pul jangan pernah persulit urusan orang kalau memang orang minta tolong dan kamu bisa menolongnya, yakin lah suatu saat urusanmu akan dipermudah juga oleh yang kuasa.

Memang ketika itu segala urusan penting numpuk jadi satu dari mulai tes CPNS sampailah kepada saat terpenting dalam sejarah hidup saya, yaitu prosesi pernikahan saya. Tapi sesuai pesan nenek dulu Allah sudah atur semuanya. Pulang dari cek lokasi pengabdian langsung disela satu hari acara pernikahanku di laksanakan dan Alhamdulillah semuanya berjalan lancar sampai detik ini wanita pilihan itu menemaniku di perantauan ini.

Prosesi Stock Pora pada acara ngunduh mantu yang di laksanakan oleh Kwarran kundur, DKR dan Saka Bahari


Hari pertama bertugas

Hari yang cerah dengan secerca cahaya pagi itu memang beda saya rasakan diperantauan yang akan dimulai sebuah pengabdian ditempat yang baru. Alhamdulillah lokasi mengajar tidak seberapa jauh dengan tempat tinggal saya. Saya tinggal di kampung jawa untuk menuju ke tempat mengajar di kampung lending namanya kurang lebih jarak yang ditempuh sekitar 300 meter. Alhamdulillah jalannya sudah semenisasi cuma agak sedikit berlobang, ya lumayanlah di bandingkan dengan teman teman seperjuangan yang lain yang harus menempuh 1 jam perjalanan dengan jalan yang rusak menuju ke pengabdian. Sampainya di sekolah disambut dengan kepala sekolah dan majelis guru yang ceria, ramah dan senyum yang tampak dari wajah wajah pendidik hari itu.

Teng teng teng....

Bunyi ketukan potongan besi yang di gantung menandakan masuk kelas. Terdengar suara "kumpul!!!, Buk Faudhillah namanya, neliau termasuk guru senior di sekolah ini , kalau disini biasa di panggil Wan ibuk, entah apa maksudnya yang jelas itulah panggilan kesayangan para murid. Hari itu mulailah perkenalan kepada warga sekolah sebagai permulaan pengabdian saya disini, berjalan dengan lancar hingga detik ini.




Suka duka Mengabdi di Daerah yang tergolong Terpencil

Mengenai Suka duka Mengabdi di Daerah yang tergolong  Terpencil adalah sebuah pengorbanan yang penuh dengan tantangan yang harus dilalui, awalnya saya sangat merasa berat untuk melaksanakan tugas sebagai seorang guru Kelas diderah terpencil yang penuh dengan keterbatasan baik itu dari segi sarana dan prasarana yang ada disekolah kami. Yang biasanya mengajar menggunakan proyektor dan sound sebagai pendukung media pembelajaran siswa kini seadanya tapi cukup membuat tantangan karena hal itu akan menjadikan guru berpikir kreatif dalam menciptakan media pembelajaran yang telah menarik.
namun pertanyaan ini sering muncul dibenak saya Apakah saya akan begini selamanya tiap hari ? tak lain dari tujuan kita memilih hidup dengan profesi sebagai PNS hanyalah untuk mendapatkan penghidupan yang layak, tapi jika begini keadaanya rasanya berbalik dengan kenyataan yang saya alami saat ini.

Dalam  menjalani profesi sebagai seorang guru di daerah terpencil tersebut saya menemukan banyak hal dalam menjalani tugas sebagia guru, simak kisah saya baik dari segi Suka Maupun Duka atara lain sebagai berikut :

Untuk sukanya :
‌Dengan mengadikan diri didaerah terpencil kita akan menemukan hal hal unik seperti pengalaman berbaur dengan Alam sekitar.
‌Masyarakat yang sekitar yang sangat ramah dan masih mempunyai rasa sosial yang sangat tinggi
‌Siswa siswi yang kita hadapi masih sangat kurang dengan tingkat moderenisasi berbahasa indonesia pun nanti disekolah baru mereka pelajari
Mengabdi didaerah yang tergolong terpencil merupakan pekerjaan yang mulia bagi saya.
Untuk dukanya
‌Melewati perjalanan darat menuju kabupaten merupakan tantangan berat dengan kondisi jalan yang jauh dan penuh rintangan, apalagi ketika musim hujan jalan yang becek tidak ada rumah disekeliling hanya rimbunan pohon sagu.

‌Jauh dari keluarga merupakan suatu tantangan besar yang harus dijalani.

mengenai Suka duka Mengabdi di Daerah yang cukup  Terpencil semoga pemerintah bisa lebih memperhatikan nasib guru-guru yang bertugas di daerah terpencil, Nah sahabat guru maupun sahabat yang mengabdikan diri di lokasi terpencil apa suka dukamu ? silahkan ditambahkan cerita suka dan duka anda di kolom komentar yang sudah disiapkan,  terimakasih semoga dapat menginspirasi teman teman  yang membaca . Intinya seandainya ada kesempatan mengikutu tes CPNS jangan takut mengambil lokasi pengabdian yang jauh bahkan terpencil. Bisa jadi disana kesempatan dan rezeki anda. Terus cari peluang karna disana akan ada hikmah besar yang akan kita dapatkan. Terus semangat mendidik jangan putus asa dalam mempersiapkan generasi emas 2045.
Terimakasih.

PENGIKAT RASA

PENGIKAT RASA
Kang Syaipul Bahri
3 Juli 2109

Tidak sama seperti sebelumnya...
Yang dikatakan sederhana terasa mewah ....
Itu lebih dari segalanya....
Bukan hanya sekedar benda biasa ..
Itulah pengikat rasa..
Pengikat dari segala yang mulai patah....
Pengikat dari segala yang terpisah....
Tapi sebenarnya hanya rasa
Bukan jiwa....
Perlahan kau sarangkan
Dengan tempat penuh kemanisan....
Iya sangat manis sekali...
Pas seperti sudah diukur sebelumnya...
Tidak ada selisih sehelai rambutpun...
Hingga tiada kata dapat terungkap...
Selain tak teratahan mata air air mata..
Terimakasih....
Ini lebih dari segalanya...
Segala yang tersirat ..
Segala yang mengikat..
Mengikat dari yang tidak biasa...
Tapi ini pengikat rasa...


Sang Pengukir Asa


Malam itu suasana terasa berbeda.
Biasanya cafe yang yerkenal di kota itu ramai serasa hanya dua atau tiga pasang mata yang memandang.
Rupanya di lantai atas posisi tujuan orang yang didepanku..
Langkah demi langkah 
Tangga demi tangga 
Sampailah aku pada pengaduan....
Malam itu adalah malam perpisahanku
Diantara mereka yang mengaku rekan 
Tapi dialah para pengukir cita cita ku....
Buk endang buk der dan pak ratno...
Dan seluruh rekan yang hadir ini ada rangkaian kata yang bisa kusajakkan karna ku bukanlah penyair hebat..

Sang Pengukir asa...

Degap langkah satu persatu tiba
Bebaris sedikit belok beratur sama..
Terdengar sedikit ngilu tapi jadi berirama...
Ah sudah lah....
Sembari kutarik kursi kehitaman...
Duduk sembari kaki berayun
Sampai yang lain juga mengikutinya...
Remang sedikit gelantung kekuningan...
Suara semakin lirih ..
Semakin pilu....
Semakin sendu...
Ada tetesan dingin dibawah mata...
Mulailah ia merayap basuhi pipi...
Suara Ini pernah ku dengar dulu....
Waktu mulai ku kenal angka...
Dia lah yang pegang tanganku....
Dia suruhku bersuara hingga kini jadi karya...
Terimakasih sang pengukir asa...
Ukiranmu kini jadi suatu mahakarya....



Pembelajaran Berdiferensiasi dengan MACRO BELAJAR ( Pemanfaatan Chromebook Berbasis Kearifan Lokal ditunjang Augmented Reality (AR ) )

Syaipul Bahri ,   S.Pd,  SDN 14 Bandul Kepulauan Meranti A.        Pendahuluan SD Negeri 14 Bandul merupakan salah satu sekolah dasar n...