Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Perkenalkan nama saya Syaipul Bahri,S.Pd. Saya merupakan seorang guru
sekolah dasar di SD Negeri 14 Bandul Kecamatan Tasi Putri Puyu, Kabupaten
Kepulauan Merati, Provinsi Riau. Pada kesempatan kali ini saya akan
menyampaikan sebuah cerita singkat terkait pengembangan Inovasi yang sudah
saya kembangkan di sekolah saya dan Alhamdulillah Inovasi ini sudah digunakan
di sekolah -sekolah di sekitar Kecamatan Tasi Putri Puyu bahkan sudah
merambah di Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau. Adapun yang
melatar belakangi tentang pengembangan inovasi ini, tentunya saya akan
menyampaikan sebuah kondisi tentang di mana tempat saya bekerja dan
bagaimana inovasi ini bisa dikembangkan di tempat saya bekerja.
1. Situasi dan Kondisi
SD Negeri 14 Bandul merupakan salah satu sekolah yang terletak di
kecamatan terujung di Kabupaten Kepulan Meranti, yaitu Kecamatan
Tasik Putri Puyu.
Secara geografis, Kecamatan Tasik Putri Puyuh ini terletak di ujung
pesisir yang menghadap langsung ke Selat Malaka. Nah, SD Negeri 14
Bandul ini merupakan sekolah yang terletak di perkampungan dan
tentunya di sekeliling sekolah ini terdapat banyak masyarakat dan
sebagian mereka merupakan wali murid di SD Negeri 14 Bandul ini. SD
Negeri 14 Bandul mempunyai siswa sebanyak 128 siswa. Dan tentunya
untuk memastikan implementasi kurikulum merdeka, SD Negeri 14
Bandul ini sudah mengimplementasi kurikulum merdeka di kelas 1, kelas
2, kelas 4, kelas 5, dan untuk kelas 3 serta kelas 6 masih
mengimplementasikan kurikulum 2013.
Untuk memastikan implementasi kurikulum merdeka yang menciptakan
pendidikan yang berpihak pada murid, tentunya SDN 14 Bandul ini sudah
mengembangkan berbagai pembelajaran -pembelajaran yang berpihak
kepada murid, salah satunya yaitu pembelajaran melalui digitalisasi.
Pemanfaatan teknologi di SDN 14 Bandul ini sudah berjalan dengan baik,
salah satunya melalui inovasi yang saya kembangkan ini.
Dan inovasi tersebut saya beri nama, ujian menyenangkan dengan kartu
sakti via scan QR Code.
Dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka di SDN 14 Bandul ini,
selain menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid, tentunya
sesuai dengan filosofi pemikiran Bapak Ki Hajar Dewantara, bagaimana
seorang guru bisa menyampaikan pembelajaran yang sesuai dengan
kodrat anak serta kodrat zaman.
Beberapa tahun yang lalu, SDN 14 Bandul ini mendapatkan bantuan dari
Pemerintah Pusat melalui bos afirmasi yaitu 26 unit tablet. Walaupun
sekolah kami terletak di daerah terluar dan ujung Kabupaten Kepulauan
Meranti, Pemerintah Pusat tetap mempunyai upaya bagaimana
pembelajaran kami yang ada di kampung ini tetap melaksanakan
pembelajaran yang berbasis digitalisasi dengan memanfaatkan aset
teknologi. Dengan bantuan yang diberikan Pemerintah dengan sebanyak
26 unit tablet, tentunya saya berpikir bagaimana bisa
mengoptimalisasikan penggunaan tablet ini dalam mendukung
pembelajaran, terhusus dalam mengimplementasikan kurikulum
Merdeka.
sehingga pembelajaran yang dilaksanakan akan berpihak kepada murid
dan tentunya sesuai dengan kodrat zaman. Untuk mengoptimalisasikan
penggunaan tablet dalam pembelajaran ini, saya kemas dengan
menggunakan Google Form dan saya sampaikan melalui ujian yang
langsung dapat diakses oleh siswa secara digital.
2. Tantangan dan Solusi
Akan tetapi, dalam pengembangan ini saya menjumpai berbagai
tantangan.
Ada pun tantangan yang pertama, dikarenakan kondisi SD Negeri 14
Bandul ini terletak di daerah yang terluar, tentunya dalam mengakses
internet ini mempunyai keterbatasan.
Terutama sekolah kami yang belum mempunyai Wi -Fi, tentunya saya
berpikir bagaimana seluruh siswa bisa mengakses jaringan Wi -Fi
sehingga pelaksanaan ujian menjadi lancar.
Tantangan yang kedua, setelah inovasi ini saya buat, soal -soal sudah saya
kerjakan, saya berpikir bagaimana bisa mendistribusikan link yang sudah
saya buat kepada siswa untuk didapatkan sehingga pelaksanaan ujian ini
bisa diakses oleh seluruh siswa dengan perangkat gadget mereka masing -
masing.
Setelah saya mencari referensi untuk menyelesaikan tantangan -
tantangan ini dan tentunya saya mendapatkan beberapa solusi.
Solusi yang pertama terkait jaringan internet. Walaupun sekolah saya
belum mempunyai wifi yang mendukung untuk diakses oleh siswa, saya
sadari saya mempunyai sebuah handphone dan melalui satu handphone
itu saya letakkan di atas jendela. Melalui hotspot dari handphone saya itu,
saya pancarkan dan dapat diakses oleh siswa melalui wifi yang ada di gadget mereka masing -masing. Dan ternyata itu sangat efektif dari satu
handphone saya, tentunya dapat diakses oleh seluruh siswa.
Melalui solusi yang sudah saya dapatkan, tentunya ini menjadikan saya
semakin termotivasi untuk mengembangkan inovasi ini dan segera saya
terapkan di dalam ujian di kelas saya.
3. Aksi yang saya lakukan
Setelah saya mendapatkan solusi dari tantangan tersebut, tentunya aksi
yang saya laksanakan adalah saya buat soal melalui Google Form, dan
setelah soal itu saya buat dengan semenarik mungkin, saya ambil link dari
Google Form tersebut. Nah, dari tantangan bagaimana saya
mendistribusikan link, saya ambil link dari Google Form, saya jadikan
sebuah QR Code. Nah, melalui QR Code itulah link di distribusikan ke
seluruh siswa tanpa mencatat secara manual.
Dengan memanfaatkan Id Belajar siswa sebagai email login ke akun
Google siswa masing – masing, maka terakseslah soal dalam bentuk
Google Form yang menarik. Secara tidak langsung ini merupakan
optimalisasi id belajar siswa yang di berikan Kemendikbud.
Tidak hanya sampai di situ. QR code itu saya jadikan sebuah kartu. Di
sebuah kartu tersebut saya hiasi dengan secantik mungkin menggunakan
Desain Grafis Correl Draw dan Microsoft Power Point.
Dengan desain grafis yang menarik tentunya ini menjadikan ketertarikan
bagi siswa untuk melihat kartu yang saya buat. Nah, melalui kartu sakti
inilah siswa dapat mengakses ujian yang akan mereka laksanakan. Dan
ternyata setelah saya melaksanakan ujian dengan kartu sakti ini, tentunya
banyak sekali manfaat -manfaat yang dapat kami rasakan. Manfaat yang
pertama yang dirasakan oleh sekolah yaitu sekolah tidak perlu
menganggarkan untuk membeli kertas dengan sebanyak mungkin untuk
menggandakan soal. Manfaat bagi guru. Guru tidak perlu lagi mengoreksi
secara manual. Dan tentunya ini sangat efektif dalam kerja guru
mempersingkat waktu.
Manfaat yang dirasakan oleh siswa, siswa langsung melaksanakan ujian
dan menghadapi soal dengan desain grafis yang menarik, dengan warna -
warna yang menarik, sehingga ini menjadikan ujian menjadi sangat
menyenangkan. Lalu manfaat yang diraksakan oleh siswa, siswa langsung
dapat melihat respon dan jumlah nilainya berapa setelah mereka
melaksanakan ujian, dan tentunya ini memudahkan siswa dan guru.
Mengapa? Setelah selesai ujian dilaksanakan, maka akan timbul nilai.
Begitu nilai tidak mencukupi dengan target yang sudah ditentukan, siswa
langsung bisa melakukan remedial.
Dan pada awalnya, inovasi ini saya kembangkan hanya untuk di kelas dan
di sekolah saya, akan tetapi ini menjadi ketertarikan bagi seorang
pengawas.
Pengawas di sekolah saya merasa tertarik dan menganggap ini perlu
dikembangkan ke sekolah lain. Dan pada satu waktu, kami melaksanakan
pelatihan yang diwakili oleh 3 orang setiap sekolah dan dilaksanakan
selama 3 hari. Dan melalui pelatihan ini, ternyata inovasi ini dapat
digunakan oleh seluruh sekolah di Kecamatan Tasik Putri Puyu. Sehingga
mulai saat itu pelaksanaan ujian di Kecamatan Tasik Putri Puyu
menggunakan ujian menggunakan kartu sakti via scann QR Code. Dan
alhasil, inovasi ini sangat memberikan dampak efektivitas bagi sekolah -
sekolah.
4. Refleksi
Setelah inovasi ini digunakan di berbagai sekolah untuk undang -undang
pembelajaran yang berbasis digital, khususnya ujian yang dilaksanakan
secara online, saya tidak berhenti sampai di situ saja. Saya terus
merefleksikan diri saya supaya inovasi ini bisa terus digunakan ke
depannya. Refleksi yang saya lakukan yang pertama yang itu di dalam
kelas saya.
Saya meminta umpan balik kepada seluruh siswa yang sudah
melaksanakan ujian menggunakan inovasi ini bagaimana perasaan
mereka setelah mengikuti ujian dengan inovasi yang saya kembangkan.
Refleksi selanjutnya yaitu setelah saya mengisi berbagai pelatihan di
sekolah yang menggunakan inovasi ini, tentunya saya meminta uman
balik dari para peserta pelatihan, baik itu dari guru ataupun dari kepala
sekolah. Saya meminta umpan balik dan masukkan kritik, saran, sehingga
bagaimana inovasi ini dapat dikembangkan lagi ke depannya sehingga
lebih menarik lagi dan lebih menyenangkan.
Melalui refleksi tersebut, tentunya ini akan memberi koreksi kepada diri
saya. Bagaimana siapa terus bisa berinnovasi untuk terus
mengembangkan inovasi yang dapat digunakan dalam menunjang
pendidikan. Khususnya dalam mengimplementasikan kurikulum mereka
yang berpihak kepada murid dan sesuai dengan filosofi pembikiran Bapak
Ki Hajar Dewantara, bagaimana sekolah bisa memberikan pendidikan
sesuai dengan kodrat zaman.
Salam Guru Penggerak, terus bergerak untuk Indonesia Maju.
No comments:
Post a Comment