Saturday, September 23, 2023

Ujian Menyenangkan dengan Kartu Sakti Scan QR Code

 


Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, 

Perkenalkan nama saya Syaipul Bahri,S.Pd. Saya merupakan seorang guru 

sekolah dasar di SD Negeri 14 Bandul Kecamatan Tasi Putri Puyu, Kabupaten 

Kepulauan Merati, Provinsi Riau. Pada kesempatan kali ini saya akan 

menyampaikan sebuah cerita singkat terkait pengembangan Inovasi yang sudah 

saya kembangkan di sekolah saya dan Alhamdulillah Inovasi ini sudah digunakan 

di sekolah -sekolah di sekitar Kecamatan Tasi Putri Puyu bahkan sudah 

merambah di Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau. Adapun yang 

melatar belakangi tentang pengembangan inovasi ini, tentunya saya akan 

menyampaikan sebuah kondisi tentang di mana tempat saya bekerja dan 

bagaimana inovasi ini bisa dikembangkan di tempat saya bekerja.

1. Situasi dan Kondisi

SD Negeri 14 Bandul merupakan salah satu sekolah yang terletak di 

kecamatan terujung di Kabupaten Kepulan Meranti, yaitu Kecamatan 

Tasik Putri Puyu. 

Secara geografis, Kecamatan Tasik Putri Puyuh ini terletak di ujung 

pesisir yang menghadap langsung ke Selat Malaka. Nah, SD Negeri 14 

Bandul ini merupakan sekolah yang terletak di perkampungan dan 

tentunya di sekeliling sekolah ini terdapat banyak masyarakat dan 

sebagian mereka merupakan wali murid di SD Negeri 14 Bandul ini. SD 

Negeri 14 Bandul mempunyai siswa sebanyak 128 siswa. Dan tentunya 

untuk memastikan implementasi kurikulum merdeka, SD Negeri 14 

Bandul ini sudah mengimplementasi kurikulum merdeka di kelas 1, kelas 

2, kelas 4, kelas 5, dan untuk kelas 3 serta kelas 6 masih 

mengimplementasikan kurikulum 2013. 

Untuk memastikan implementasi kurikulum merdeka yang menciptakan 

pendidikan yang berpihak pada murid, tentunya SDN 14 Bandul ini sudah 

mengembangkan berbagai pembelajaran -pembelajaran yang berpihak 

kepada murid, salah satunya yaitu pembelajaran melalui digitalisasi. 

Pemanfaatan teknologi di SDN 14 Bandul ini sudah berjalan dengan baik, 

salah satunya melalui inovasi yang saya kembangkan ini. 

Dan inovasi tersebut saya beri nama, ujian menyenangkan dengan kartu 

sakti via scan QR Code. 

Dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka di SDN 14 Bandul ini, 

selain menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid, tentunya 

sesuai dengan filosofi pemikiran Bapak Ki Hajar Dewantara, bagaimana 

seorang guru bisa menyampaikan pembelajaran yang sesuai dengan 

kodrat anak serta kodrat zaman.

Beberapa tahun yang lalu, SDN 14 Bandul ini mendapatkan bantuan dari 

Pemerintah Pusat melalui bos afirmasi yaitu 26 unit tablet. Walaupun 

sekolah kami terletak di daerah terluar dan ujung Kabupaten Kepulauan 

Meranti, Pemerintah Pusat tetap mempunyai upaya bagaimana 

pembelajaran kami yang ada di kampung ini tetap melaksanakan 

pembelajaran yang berbasis digitalisasi dengan memanfaatkan aset 

teknologi. Dengan bantuan yang diberikan Pemerintah dengan sebanyak 

26 unit tablet, tentunya saya berpikir bagaimana bisa 

mengoptimalisasikan penggunaan tablet ini dalam mendukung 

pembelajaran, terhusus dalam mengimplementasikan kurikulum 

Merdeka. 

sehingga pembelajaran yang dilaksanakan akan berpihak kepada murid 

dan tentunya sesuai dengan kodrat zaman. Untuk mengoptimalisasikan 

penggunaan tablet dalam pembelajaran ini, saya kemas dengan 

menggunakan Google Form dan saya sampaikan melalui ujian yang 

langsung dapat diakses oleh siswa secara digital. 

2. Tantangan dan Solusi

Akan tetapi, dalam pengembangan ini saya menjumpai berbagai 

tantangan. 

Ada pun tantangan yang pertama, dikarenakan kondisi SD Negeri 14 

Bandul ini terletak di daerah yang terluar, tentunya dalam mengakses 

internet ini mempunyai keterbatasan. 

Terutama sekolah kami yang belum mempunyai Wi -Fi, tentunya saya 

berpikir bagaimana seluruh siswa bisa mengakses jaringan Wi -Fi 

sehingga pelaksanaan ujian menjadi lancar. 

Tantangan yang kedua, setelah inovasi ini saya buat, soal -soal sudah saya 

kerjakan, saya berpikir bagaimana bisa mendistribusikan link yang sudah 

saya buat kepada siswa untuk didapatkan sehingga pelaksanaan ujian ini 

bisa diakses oleh seluruh siswa dengan perangkat gadget mereka masing -

masing. 

Setelah saya mencari referensi untuk menyelesaikan tantangan -

tantangan ini dan tentunya saya mendapatkan beberapa solusi. 

Solusi yang pertama terkait jaringan internet. Walaupun sekolah saya 

belum mempunyai wifi yang mendukung untuk diakses oleh siswa, saya 

sadari saya mempunyai sebuah handphone dan melalui satu handphone 

itu saya letakkan di atas jendela. Melalui hotspot dari handphone saya itu, 

saya pancarkan dan dapat diakses oleh siswa melalui wifi yang ada di gadget mereka masing -masing. Dan ternyata itu sangat efektif dari satu 

handphone saya, tentunya dapat diakses oleh seluruh siswa. 

Melalui solusi yang sudah saya dapatkan, tentunya ini menjadikan saya 

semakin termotivasi untuk mengembangkan inovasi ini dan segera saya 

terapkan di dalam ujian di kelas saya. 

3. Aksi yang saya lakukan

Setelah saya mendapatkan solusi dari tantangan tersebut, tentunya aksi 

yang saya laksanakan adalah saya buat soal melalui Google Form, dan 

setelah soal itu saya buat dengan semenarik mungkin, saya ambil link dari 

Google Form tersebut. Nah, dari tantangan bagaimana saya 

mendistribusikan link, saya ambil link dari Google Form, saya jadikan 

sebuah QR Code. Nah, melalui QR Code itulah link di distribusikan ke 

seluruh siswa tanpa mencatat secara manual. 

Dengan memanfaatkan Id Belajar siswa sebagai email login ke akun

Google siswa masing – masing, maka terakseslah soal dalam bentuk 

Google Form yang menarik. Secara tidak langsung ini merupakan 

optimalisasi id belajar siswa yang di berikan Kemendikbud.

Tidak hanya sampai di situ. QR code itu saya jadikan sebuah kartu. Di 

sebuah kartu tersebut saya hiasi dengan secantik mungkin menggunakan 

Desain Grafis Correl Draw dan Microsoft Power Point.

Dengan desain grafis yang menarik tentunya ini menjadikan ketertarikan 

bagi siswa untuk melihat kartu yang saya buat. Nah, melalui kartu sakti 

inilah siswa dapat mengakses ujian yang akan mereka laksanakan. Dan 

ternyata setelah saya melaksanakan ujian dengan kartu sakti ini, tentunya 

banyak sekali manfaat -manfaat yang dapat kami rasakan. Manfaat yang 

pertama yang dirasakan oleh sekolah yaitu sekolah tidak perlu 

menganggarkan untuk membeli kertas dengan sebanyak mungkin untuk 

menggandakan soal. Manfaat bagi guru. Guru tidak perlu lagi mengoreksi 

secara manual. Dan tentunya ini sangat efektif dalam kerja guru 

mempersingkat waktu. 

Manfaat yang dirasakan oleh siswa, siswa langsung melaksanakan ujian 

dan menghadapi soal dengan desain grafis yang menarik, dengan warna -

warna yang menarik, sehingga ini menjadikan ujian menjadi sangat 

menyenangkan. Lalu manfaat yang diraksakan oleh siswa, siswa langsung 

dapat melihat respon dan jumlah nilainya berapa setelah mereka 

melaksanakan ujian, dan tentunya ini memudahkan siswa dan guru. 

Mengapa? Setelah selesai ujian dilaksanakan, maka akan timbul nilai.

Begitu nilai tidak mencukupi dengan target yang sudah ditentukan, siswa 

langsung bisa melakukan remedial. 

Dan pada awalnya, inovasi ini saya kembangkan hanya untuk di kelas dan 

di sekolah saya, akan tetapi ini menjadi ketertarikan bagi seorang 

pengawas. 

Pengawas di sekolah saya merasa tertarik dan menganggap ini perlu 

dikembangkan ke sekolah lain. Dan pada satu waktu, kami melaksanakan 

pelatihan yang diwakili oleh 3 orang setiap sekolah dan dilaksanakan 

selama 3 hari. Dan melalui pelatihan ini, ternyata inovasi ini dapat 

digunakan oleh seluruh sekolah di Kecamatan Tasik Putri Puyu. Sehingga 

mulai saat itu pelaksanaan ujian di Kecamatan Tasik Putri Puyu

menggunakan ujian menggunakan kartu sakti via scann QR Code. Dan 

alhasil, inovasi ini sangat memberikan dampak efektivitas bagi sekolah -

sekolah. 

4. Refleksi

Setelah inovasi ini digunakan di berbagai sekolah untuk undang -undang 

pembelajaran yang berbasis digital, khususnya ujian yang dilaksanakan 

secara online, saya tidak berhenti sampai di situ saja. Saya terus 

merefleksikan diri saya supaya inovasi ini bisa terus digunakan ke 

depannya. Refleksi yang saya lakukan yang pertama yang itu di dalam 

kelas saya. 

Saya meminta umpan balik kepada seluruh siswa yang sudah 

melaksanakan ujian menggunakan inovasi ini bagaimana perasaan 

mereka setelah mengikuti ujian dengan inovasi yang saya kembangkan. 

Refleksi selanjutnya yaitu setelah saya mengisi berbagai pelatihan di 

sekolah yang menggunakan inovasi ini, tentunya saya meminta uman 

balik dari para peserta pelatihan, baik itu dari guru ataupun dari kepala 

sekolah. Saya meminta umpan balik dan masukkan kritik, saran, sehingga 

bagaimana inovasi ini dapat dikembangkan lagi ke depannya sehingga 

lebih menarik lagi dan lebih menyenangkan. 

Melalui refleksi tersebut, tentunya ini akan memberi koreksi kepada diri 

saya. Bagaimana siapa terus bisa berinnovasi untuk terus 

mengembangkan inovasi yang dapat digunakan dalam menunjang 

pendidikan. Khususnya dalam mengimplementasikan kurikulum mereka 

yang berpihak kepada murid dan sesuai dengan filosofi pembikiran Bapak 

Ki Hajar Dewantara, bagaimana sekolah bisa memberikan pendidikan 

sesuai dengan kodrat zaman. 

Salam Guru Penggerak, terus bergerak untuk Indonesia Maju.



No comments:

Post a Comment

Pembelajaran Berdiferensiasi dengan MACRO BELAJAR ( Pemanfaatan Chromebook Berbasis Kearifan Lokal ditunjang Augmented Reality (AR ) )

Syaipul Bahri ,   S.Pd,  SDN 14 Bandul Kepulauan Meranti A.        Pendahuluan SD Negeri 14 Bandul merupakan salah satu sekolah dasar n...